PE NDAHULUAN
Pada prinsipnya penyakit yang menyerang organisme budidaya
tidak datang begitu saja, tetapi melalui proses hubungan antara tiga faktor,
yaitu kondisi lingkungan (kulitas air), kondisi inang (organisme budidiya), dan
adanya jasad patogen (jasad patogen). Organisme yang diserang penyakit pada
umumnya berasal dari kelompok hama, parasit, dan non parasit. Namun, yang
paling banyak menimbulkan kerugian adalah penyakit yang disebabakan oleh
parasit. Parasit yang dapat menyerang organisme adalah dari jenis virus,
bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik. Serangan parasit
biasanya terjadi pada kolam yang kualitas airnya buruk atau kolam yang tidak
terawat. Parasit dapat didefinisikan sebagai organisme yang hidup pada
organisme lain, yang disebut inang, dan mendapat keuntungan dari inang yang
ditempatinya hidup, sedangkan inang menderita kerugian. Parasitology merupakan
salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang kehidupan parasit. Kehidupan
parasit memiliki keunikan karena adanya ketergantungan pada inang. Mempelajari
parasit memerlukan pengertian tentang konsep symbiosis atau hidup bersama
antara dua organisme. Ada beberapa jenis bentuk symbiosis, antara lain, yaitu
comensalisme dimana pada hubungan ini kedua organisme yang bersymbiosis
masing-masing memperoleh keuntungan dan tidak ada yang dirugikan, sedangkan
mutualisme adalah kedua organisme mendapatkan keuntungan, dan jika salah satu
diantaranya tidak tersedia maka tidak akan terjadi kehidupan. Parasitisma
merupakan suatu bentuk hubungan antara dua organisma yang berlainan jenis yang
satu disebut inang sedangkan yang lainnya disebut parasit, dimana parasit
sangat bergantung pada dan hidup atas pengorbanan inangnya, baik secara
biokimia maupun secara physiology.
Infeksi jamur
pada ikan biasanya disebabkan oleh jamur dari genus Spaprolegnia dan Achyla. Jamur
biasanya hanya akan menyerang jaringan luar tubuh ikan yang rusak sebagai
akibat luka (Ulcer) atau penyakit lain. Jamur dapat pula menyerang telur
ikan. Selain karena luka, kehadiran jamur dapat pula disebabkan atau
dipicu oleh kondisi air akuarium yang buruk, baik secara fisik maupun
kimia. Ikan-ikan berusia tua diketahui sangat rentan terhadap infeksi
jamur. Beberapa jamur diketahui
juga menyerang bagian dalam jaringan tubuh ikan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Parasit adalah
merupakan organisme yang hidup pada organisme lain yang mengambil makanan dari
tubuh organisme tersebut, sehingga organisme yang tempatnya makan (inang) akan
mengalami kerugian. Menurut Grabda (1991), parasit adalah organisme yang hidup
di dalam atau pada organism lain yang biasanya menimbulkan bahaya terhadap
inangnya. Berdasarkan habitatnya pada inang, parasit dapat dibedakan menjadi
parasit eksternal (ektoparasit) dan parasit internal (endoparasit). Ektoparasit
hidup pada permukaan tubuh inang atau tempat – tempat yang sering terbuka
seperti mulut dan insang. Endoparasit hidup dalam tubuh inang, yaitu organ
dalam dan jaringan. Kelompok organisme parasit yang berada diantara ektoparasit
dan endoparasit disebut sebagai mesoparasit. Amerika (Cheng, 1973).
Parasitisme
adalah hubungan dengan salah satu spesies parasit dimana inangnya sebagai
habitat dan merupakan tempat untuk memperoleh makanan atau nutrisi, tubuh inang
adalah lingkungan utama dari parasit sedangkan lingkungan sekitarnya merupakan
lingkungan keduanya (Kabata, 1985).
Salah satu
organisme penyakit yang banyak menyerang ikan adalah dari kelompok jamur
(fungi). Menurut
Ratentondok.,A, (1985), infeksi oleh jamur dapat menyerang telur ikan, larva
ikan, tokolan (juvenil) dan ikan-ikan dewasa. menurut Srikandi Fardiaz (1992)
Jamur/Fungi (jamak) atau fungus (tunggal) diartikan sebagai suatu organisme
eukariotik yang mempunyai ciri-ciri ; (1) Mempunyai inti sel (2) Memproduksi
spora (3) Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesa
(4) Dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual (5) Beberapa mempunyai
bagian-bagian tubuh berbentuk filamen dengan dinding sel yang mengandung selulosa
atau khitin, atau kedua-duanya. Selain itu fungi dapat bersifat parasit
(memperoleh makanan dari benda hidup) atau saprofit (memperoleh makanan dari
benda mati).
Jamur memiliki
struktur yang lebih komplit dibanding bakteri, karena masing-masing sel jamur
memiliki satu atau lebih inti sel. Mampu beradaptasi hampir di segala habitat
di muka bumi, dan umumnya menyukai kondisi yang lembab, pH asam, dan sedikit
cahaya (Nursanto Didik Budi 2007). Masing-masing sel jamur memiliki satu atau
lebih inti sel. Mampu beradaptasi hampir di segala habitat di muka bumi, dan
umumnya menyukai kondisi yang lembab, pH asam, dan sedikit cahaya (Nursanto
Didik Budi 2007).
METODE
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB di
Laboraturium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada
tanggal 28 Maret 2013.
B. Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
mikroskop, alat bedah, preparat, metilen blue. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah ikan sakit (tongkol, gurame, lele, mas, patin, nila, udang dan ikan
laut).
C. Cara
Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini sebagai
berikut :
1.
Dikoleksi ikan dan udang dari berbagai
sumber, TPI (tempat pelelangan ikan), kolam budidaya, da tambak.
2.
Dicatat perilaku ikan dan udang yang
masih dihup ketika dalam kolam yang menunjukan gejala tidak normal.
3.
Dikoleksi parasit dari bagian eksternal;
sisik, sirip dan insang.
4.
Ikan dibedah dan koleksi parasit di
bagian internal; saluran pencernaan, kepala , dan mata.
5.
Diamati parasit dibawah mikroskop.
6.
Diidentifikasi parasit tersebut.
7.
Disimpan parasit dalam botol film yang
telah berisi larutan formalin 10% dan dilebel dengan isi nama prasit, inang,
tanggal pengambilan, dan lokasi sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
No
|
Kelompok
|
Ikan
|
gejala klinis
|
Parasit yang ditemukan
|
organ
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Satu
|
Ikan lele
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
2
|
Dua
|
Ikan mas
|
Tutp insang terlihat pucat
|
Mycobolus sp
|
Insang
|
![]() |
Ektoparasit
|
|
|
Ikan mas
|
Nafsu makan berkurang
|
Protozoa
|
Usus
|
![]() |
Endoparasit
|
3
|
Tiga
|
Ikanpatin
|
Nafsu makan berkurang
|
Nematoda
|
Usus
|
![]() |
Endoparasit
|
4
|
Empat
|
Ikan
guramy
|
Lendir di permukaan
|
Nematoda
|
Sisik
|
![]() |
Ektoparasit
|
|
|
Ikan guramy
|
Berenang miring
|
Jamur
|
operculun
|
![]() |
Ektoparasit
|
|
|
Ikan guramy
|
|
Acanthocephalusjacksoni
|
Usus
|
![]() |
Endoparasit
|
5
|
Lima
|
Ikan tongkol
|
|
Anisakisspp
|
Mata
|
![]() |
Ektoparasit
|
6
|
Enam
|
Udang
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
7
|
Tujuh
|
Nila
|
Terdapat jamur dibagian insang
|
Jamur
|
Insang
|
![]() |
Ektoparasit
|
|
Tujuh
|
Nila
|
Ikan kehilangan nafsu makan
|
Nematoda
|
Usus
|
![]() |
Endoparasit
|
|
Tujuh
|
Nila
|
Sisik Nampak kusam
|
Splanchnotrophidae
|
Sisik dan tutup insang
|
![]() |
Ektoparasit
|
8
|
Delapan
|
Ikan sebelah
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
9
|
Sembilan
|
Ikan hias
|
Pergerakan
dan respon terhadap kejutan lambat
|
Girodactylus
|
Sisik
|
![]() |
Ektoparasit
|
Jenis
parasite danjamur yang ditemukan
No
|
Jenis Parasit & Jamur yang
ditemukan
|
Tempat ditemukan
|
Keterangan
|
1
|
Mycobolus sp
|
Insang
|
Ektoparasit
|
2
|
Protozoa
|
Usus
|
Endoparasit
|
3
|
Nematoda
|
Usus
Sisik
|
Endoparasit
Ektoparasit
|
4
|
Jamur
|
Operculum daninsang
|
Ektoparasit
|
5
|
Acanthocephalusjacksoni
|
Usus
|
Endoparasit
|
6
|
Anisakis spp
|
Mata
|
Ektoparasit
|
7
|
Splanchnotrophidae
|
SisikdanInsang
|
Ektoparasit
|
8
|
Girodactylus
|
Sisik
|
Ektoparasit
|
B. Pembahasan
Anderson (2000), mengklasifikasikan
parasit Anisakis spp., sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class :
Secernentea
Order :
Ascaridida
Super Family : Ascaridoidea
Family : Anisakidae
Genus :
Anisakis
Spesies : Anisakis spp
Siklus hidup
parasit ini di alam meliputi transmisi larva dari satu predator ke predator
lain, yaitu dari crustacea yang dimakan oleh cumi, gurita atau ikan, lalu
dimakan oleh mamalia laut sedangkan manusia sebagai hospes incidental atau
terjangkit akibat kesalahan pola makan (Nyoman, 2000).
Desrina dan
Kusumastuti (1996) mengemukakan bahwa saluran pencernaan ikan merupakan organ
yang paling banyak diserang oleh cacing Anisakis
spp. Pada kasus infeksi berat Anisakis yang menyerang jaringan organ
hati ikan Cod, dilaporkan bahwa hati
ikan tersebut mengecil dan kehilangan fungsinya sengkan infeksi pada otot
kemungkinan kecil pengaruhnya sehingga diduga infeksi yang berbahaya adalah
infeksi sekunder yang ditimbulkan karena adanya penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme (Kahl, 1938; dalam Latama, 2006).
Anisakis spp dewasa ditemukan di dalam perut
mamalia laut, dimana mereka melekat dalam mucosa secara berkelompok. Produksi
telur parasit dewasa dilepaskan keluar melalui feses mamalia. Perkembangan
telur secara embryonase terjadi di dalam air, dan larva L1 dibentuk dalam
perut. Larva mengalami molting, menjadi L2 yang berenang bebas di badan air setelah mereka lepas dari telur.
Larva tersebut termakan oleh krustacea. Larva yang termakan akan berkembang
menjadi L3 yang menginfeksi ikan dan cumi-cumi. Setelah inang mati, larva dapat
bermigrasi ke jaringan otot. Ketika ikan atau cumi-cumi yang terkandung larva
L3 Anisakis termakan oleh mamalia
laut, larva akan mengalami molting kedua dan berkembang menjadi cacing dewasa
(Parker dan Parker, 2002).
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Parasit yang dapat menyerang
organisme adalah dari jenis virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing
dan udang renik.
2. Dari
semua ikan yang dibawa saat praktikum, banyak ikan yang terkena parasit.
3. Pada
ikn tongkol parasit yang ditemukan adalah Anisakis spp.
4. Anisakis spp merupakan jenis parasit yang menyerang tubbuh bagian luar atau
ectoparasit.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. C. 2000. Nematode
Parasites of Vertebrates: their development and transmission. 2nd
edition. CAB. International. UK. P. 650.
Desrina dan
Kusumastuti,G. 1996. Profil Cacing Pada
Ikan Jeruk (Abbalistes stelatus) yang
didaratkan di TPI Batang. In Press.
Latama, G. 2006. Parasit
Metazoa Pada Ikan Tenggiri, Scomberomorus commerson (Lacepede, 1800), di
Perairan Sekitar Sulawesi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Parker, J.N. and Parker P.M. 2002. The Official Patient’s Sourcebook of Anisakiasis. ICON Health
Publication, San Diego, USA. PP 120.
Nyoman. 2000. Manual
Pemberantasan Penyakit Menular.