
KAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Oleh:
Putri Endang Pebrihanifa
1114111041

ABSTRAK
Oleh
Putri Endang Pebrihanifa
Kajian isi lambung ikan merupakan
kajian tentang hubungan antara komposisi pakan alami dalam lambung dan
habitatnya, baik yang bersifat planktonik, bentik maupun nektonik dan lainnya.
Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi
herbivora, karnivora, dan omnivora. Studi isi lambung ikan berkaitan erat
dengan food habits dan feeding habits. Food habits dapat digunakan untuk
mengetahui hubungan ekologi dengan organisme di dalam perairan, misalnya
pemangsaan, persaingan dan rantai makanan. Feeding habits adalah bagaimana cara
memakan ikan secara alami. Sehingga dapat menentukan nilai gizi alamiah ikan
disamping melihat hubungan ekologis dalam tropic level. Prinsip yang kemudian
dikembangkan adalah dengan mengidentifikasi pencernaan (makanan yang telah
dimakan oleh ikan). Makanan alami terdiri dari berbagai jenis tumbuhan maupun
hewan diperairan. Pada praktikum ini digunakan jenis ikan yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus). Lewat praktikum
ini, Kita juga bisa mengetahui kebiasaan makan ikan nila dan jenis makanan ikan
akan diidentifikasi dengan cara mengambil isi usus ikan yang sudah diawetkan
sebelumnya dengan mengeroknya, kemudian dilakukan pengenceran dan diamati lewat
mikroskop. Data yang dikumpulkan antara lain, jenis makanan dari setiap lapang
pandang, jumlah makanan dari setiap lapang pandang, dan gambar organisme yang
ditemui.

I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewanmultisel yang menerima makanan,
mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses
tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya
bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam
tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran
pencernaan dan dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut
hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang
terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui
anus.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam
berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel
hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan
makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara
intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan
yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan pada ikan
dimulai dari mulut –rongga- faring- esophagus – lambung-usus -anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan , meliputi hati
dan pankreas. Fungsi hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam
kantung empedu berbentuk bulat. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu
dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pancreas merupakan organ yang berukuran
mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan
enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin.
I.2. Tujuan
1.
Mengetahui jenis-jenis organisme yang
menjadi makanan ikan
2.
Mengetahui waktu-waktu akti makan dari
ikan
3.
Melihat proporsi dan kecendrungan makanan
dari ikan
II.
METODELOGI
II.1.Waktu dan Tempat
Praktikum pertumbuhan ikan nila dilakukan pada
hari Rabu , tanggal 31 Oktober 2012 pukul 08-00-10.00 di Laboratorium Perikanan, Gedung K Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
II.2.Allat dan Bahan
Alat dan baha yang digunkan dalam praktikum ini adalah
1. Sample usus yang diawetkan
2.
Mikroskop
3.
Gelas objektif
4.
Gelas penutup
5.
Tissue
6.
Buku identifikasi
II.3.Prosedur Kerja
Langkah-langkah dalam praktikum ini
adalah :
1. Bersihkan sample usus dari formalin
2.
Ambil usus satu persatu atau kerik usus
tersebut
3.
Pisahkan dengan daging usus
4.
Isi usus dienerkan dengan 10cc atau 1
botol film
5.
Ambil satu tetess dari usu yang sudah
diencerkan tersebut, kemudian diamatai dibawah mikroskop
6.
Amati sebanyak 3 kali ulanga dengan 5
lapang padang
7.
Identifikasi jenis dan catat jumlah
organisme yang ditemui setiap lapang pandang dengan menggunkana buku
dentifikasi
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1.
Hasil
Setelah dilakukannya praktikum ini
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hubungan rata-rata panjang usus berisi makanan dengan panjang
usus kosong
Jenis Kelamin
|
Usus Kosong
|
Panjang rata-rata usus kosong
|
Usus berisi
|
Panjang rata-rata usus berisi
|
|
Jantan
|
10
|
924
|
5
|
952.6
|
|
Betina
|
16
|
838.125
|
25
|
790.2
|
Berdasarkan table diatas usus kosong pada
ikan jantan lebih banyak dari pada yang berisi. Dan pada ikan betina usus ikan
yang kosong lebih sedikit dari yang berisi. Sedangkan rata-rata panjang usus
yang berisi jantan lebih banyak dai pada yg kosong. Dan panjang rata-rata usus
ikan yang kosong lebih banyak dari yang kosong.
Grafik 1. Hubungan frekuensi kejadian dengan jenis plankton

Berdasarkan
grafik diatas plankton yang lebih dominan dikonsumsi oleh ikan nila adalah
jenis plankton Closterium dan Syndra. Dominasi jenis plankton ini mungkin
dikarenakan jumlah plankton diperairan tersebut banyak.
Grafik 2. Hubungan Indeks preponderance dengan jenis plankton dari ikan
nila

Berdasarkan grafik diatas presentase
jumlah plankton yang dominan adalah jenis plankton closterium.
III.2.
Pembahasan
Ditinjau dari cara makannya, ikan dibedakan menjadi 4 golongan :
I.
Pemangsa (predator)
Dikategorikan sebagai ikan buas, menerkam mangsanya hidup – hidup,
jenis pakan yang disukai adalah hewan – hewan besar (makroskopik). Rongga mulut
ikan dilengkapi dengan gigi – gigi rahang yang tajam dan kuat.
II.
Penggerogot
Adalah ikan yang mengambil makanannya dengan cara menyerang
(menggerogoti).
III.
Penyaring
Ikan ini mengambil makanan dengan cara menyeser dengan mulutnya
yang terbuka. Ikan ini berenang degan mulut tetap terbuka, sehingga palnkton
yang ada disekitarnya akan tersangkut dan masuk ke dalam rongga mulut. Saat
mulut dikatupkan, maka air akan keluar melalui celah insang, sedangkan pakan
yang tersangkut akan tertahan oleh tulang – tulang tapis insang.
IV.
Penghisap
Ikan yang mendapatkan makanannya dengan cara menghisap sari makanan
dan tubuh ikan atau hewan lain.
Ikan nila merupakan ikan omnivora yang memakan fitoplankton,
perifiton, tanaman air, avertebrata kecil, fauna bentik, detritus, dan bakteri
yang berasosiasi dengan detritus. Ikan nila dapat menyaring makanannya dengan
menangkap partikel tersuspensi, termasuk fitoplankton dan bakteri, pada mukus
yang terletak pada rongga buccal. Tetapi sumber nutrisi utama ikan nila
diperoleh dengan cara memakan makanan pada lapisan perifiton (FAO 2006). Nila tergolong ikan pemakan segala tau omnivora sehingga
bisa mengkonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan. Karena itulah, ikan ini
sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang disukai ikan nila
adalah zooplankton (plankton hewani), sepertiRohferi Sp., Mona
Sp atau Dapina Sp. Selain itu juga memangsa alga atau
lumut yang menempel pada benda-benda di habitat hidupnya. Ikan nila juga
memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya. Jadi setelah mencapai
ukuiran dewasa ikan nila bisa diberi makanan tambahan, misalnya pelet (Amri dan
Khairuman, 2008).
Makanan utama benih nila berukuran besar adalah algae
berfilamen, dentritus dan tumbuh-tumbuhan air. Nila gilf yang dibudidayakan
secara semi intensif ataupun intensif mampu memanfaatkan makanan tambahan
berupa pellet (pakan buatan). Dalam budidaya terpadu, makanan sisa-sisa bahan
buatan berupa kotoran atau limbah lain. Nila gilf yang hidup diperairan alami
mencari makanan dengan cara mengais menggunakan ujung mulutnya. Letak mulut pada
ikan nila termasuk jenis subterminal dan memiliki bentuk mulut yang meruncing. Di kolam-kolam tradisional di perairan alami nila gilf
sering kali mengais makanan di pinggiran kolam yang agak dangkal makanan yang
ditemukan dicicipi kemudian ditelan secara utuh. Cara makan yang demikian dapat
berubah jika nila ini dibudidayakan secara intensif nila gilf sangat agresif
dan responsif terhadap permbenihan pakan buatan (Djarijah, 2002).
Panjang usus ikan lebih panjang dari pada panjang total
tubuh ikan dikarena ikan tersebut termasuk ikan yang jenis makanannya adalah
tumbuh-tumbuhan atau plankton (herbivor). Dan hal ini juga dikarenakan pada
ikan tersebut tidak memiliki lambung namun memiliki lambung semu sehingga pada
saat melakukan pencernaan membutuhkan waktu yang lama untuk menyerap sari-sari
makanan tersebut.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya menurut Mujiman (1993)
yaitu :
a. Herbivora. Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari
bahan-bahan nabati .
b. Karnivora. Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal
dari bahan-bahan hewani.
c. Omnivora. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari
bahan-bahan nabati dan hewani,
d. Pemakan plankton. Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu
memakan plankton, baik
fitoplankton atau zooplankton
e. Pemakan detritus. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari
sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang
berasal dari tumbuhan maupun hewan
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1.
Kesimpulan
ikan nila termasuk ikan herbivore yang
dimana memakan jenis plankton atau tumbuhan. Sehingga membuat usus ikan nila
lebih panjang dari pada panjang total tubuhnya. Hal tersebut membuat ikan tidak
memiliki lambung namun memiliki lambung semu dan membuat penyerapan sari-sari
makanan membutuhkan waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar