Kamis, 29 Agustus 2013

KAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA

 

KAJIAN ISI LAMBUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Oleh:
Putri Endang Pebrihanifa
1114111041
 

ABSTRAK
Oleh
Putri Endang Pebrihanifa
Kajian isi lambung ikan merupakan kajian tentang hubungan antara komposisi pakan alami dalam lambung dan habitatnya, baik yang bersifat planktonik, bentik maupun nektonik dan lainnya. Berdasarkan makanannya secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Studi isi lambung ikan berkaitan erat dengan food habits dan feeding habits. Food habits dapat digunakan untuk mengetahui hubungan ekologi dengan organisme di dalam perairan, misalnya pemangsaan, persaingan dan rantai makanan. Feeding habits adalah bagaimana cara memakan ikan secara alami. Sehingga dapat menentukan nilai gizi alamiah ikan disamping melihat hubungan ekologis dalam tropic level. Prinsip yang kemudian dikembangkan adalah dengan mengidentifikasi pencernaan (makanan yang telah dimakan oleh ikan). Makanan alami terdiri dari berbagai jenis tumbuhan maupun hewan diperairan. Pada praktikum ini digunakan jenis ikan yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus). Lewat praktikum ini, Kita juga bisa mengetahui kebiasaan makan ikan nila dan jenis makanan ikan akan diidentifikasi dengan cara mengambil isi usus ikan yang sudah diawetkan sebelumnya dengan mengeroknya, kemudian dilakukan pengenceran dan diamati lewat mikroskop. Data yang dikumpulkan antara lain, jenis makanan dari setiap lapang pandang, jumlah makanan dari setiap lapang pandang, dan gambar organisme yang ditemui.
Keyword :  food habits, feeding habits, organisme

I.        PENDAHULUAN
I.1.  Latar Belakang
Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewanmultisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut –rongga- faring- esophagus – lambung-usus -anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan , meliputi hati dan pankreas. Fungsi hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam  kantung empedu berbentuk bulat. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pancreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin.
I.2.  Tujuan
1.    Mengetahui jenis-jenis organisme yang menjadi makanan ikan
2.    Mengetahui waktu-waktu akti makan dari ikan
3.    Melihat proporsi dan kecendrungan makanan dari ikan
II.        METODELOGI
II.1.Waktu dan Tempat
Praktikum pertumbuhan ikan nila dilakukan pada hari Rabu , tanggal  31 Oktober 2012 pukul 08-00-10.00 di Laboratorium Perikanan, Gedung K Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
II.2.Allat dan Bahan
Alat dan baha yang digunkan dalam praktikum ini adalah
1.    Sample usus yang diawetkan
2.    Mikroskop
3.    Gelas objektif
4.    Gelas penutup
5.    Tissue
6.    Buku identifikasi
II.3.Prosedur Kerja
Langkah-langkah dalam praktikum ini adalah :
1.    Bersihkan sample usus dari formalin
2.    Ambil usus satu persatu atau kerik usus tersebut
3.    Pisahkan dengan daging usus
4.    Isi usus dienerkan dengan 10cc atau 1 botol film
5.    Ambil satu tetess dari usu yang sudah diencerkan tersebut, kemudian diamatai dibawah mikroskop
6.    Amati sebanyak 3 kali ulanga dengan 5 lapang padang
7.    Identifikasi jenis dan catat jumlah organisme yang ditemui setiap lapang pandang dengan menggunkana buku dentifikasi
III.        HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1.       Hasil
Setelah dilakukannya praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hubungan rata-rata panjang usus berisi makanan dengan panjang usus kosong
Jenis Kelamin
Usus Kosong
Panjang rata-rata usus kosong
Usus berisi
Panjang rata-rata usus berisi


Jantan
10
924
5
952.6

Betina
16
838.125
25
790.2


Berdasarkan table diatas usus kosong pada ikan jantan lebih banyak dari pada yang berisi. Dan pada ikan betina usus ikan yang kosong lebih sedikit dari yang berisi. Sedangkan rata-rata panjang usus yang berisi jantan lebih banyak dai pada yg kosong. Dan panjang rata-rata usus ikan yang kosong lebih banyak dari yang kosong.
Grafik 1. Hubungan frekuensi kejadian dengan jenis plankton
Berdasarkan grafik diatas plankton yang lebih dominan dikonsumsi oleh ikan nila adalah jenis plankton Closterium dan Syndra. Dominasi jenis plankton ini mungkin dikarenakan jumlah plankton diperairan tersebut banyak.
Grafik 2. Hubungan Indeks preponderance dengan jenis plankton dari ikan nila
Berdasarkan grafik diatas presentase jumlah plankton yang dominan adalah jenis plankton closterium.
III.2.       Pembahasan
Ditinjau dari cara makannya, ikan dibedakan menjadi 4 golongan :
I.        Pemangsa (predator)
Dikategorikan sebagai ikan buas, menerkam mangsanya hidup – hidup, jenis pakan yang disukai adalah hewan – hewan besar (makroskopik). Rongga mulut ikan dilengkapi dengan gigi – gigi rahang yang tajam dan kuat.
II.        Penggerogot
Adalah ikan yang mengambil makanannya dengan cara menyerang (menggerogoti).
III.        Penyaring
Ikan ini mengambil makanan dengan cara menyeser dengan mulutnya yang terbuka. Ikan ini berenang degan mulut tetap terbuka, sehingga palnkton yang ada disekitarnya akan tersangkut dan masuk ke dalam rongga mulut. Saat mulut dikatupkan, maka air akan keluar melalui celah insang, sedangkan pakan yang tersangkut akan tertahan oleh tulang – tulang tapis insang.
IV.        Penghisap
Ikan yang mendapatkan makanannya dengan cara menghisap sari makanan dan tubuh ikan atau hewan lain.
Ikan nila merupakan ikan omnivora yang memakan fitoplankton, perifiton, tanaman air, avertebrata kecil, fauna bentik, detritus, dan bakteri yang berasosiasi dengan detritus. Ikan nila dapat menyaring makanannya dengan menangkap partikel tersuspensi, termasuk fitoplankton dan bakteri, pada mukus yang terletak pada rongga buccal. Tetapi sumber nutrisi utama ikan nila diperoleh dengan cara memakan makanan pada lapisan perifiton (FAO 2006). Nila tergolong ikan pemakan segala tau omnivora sehingga bisa mengkonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan. Karena itulah, ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, makanan yang disukai ikan nila adalah zooplankton (plankton hewani), sepertiRohferi Sp.Mona Sp atau Dapina Sp. Selain itu juga memangsa alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di habitat hidupnya. Ikan nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya. Jadi setelah mencapai ukuiran dewasa ikan nila bisa diberi makanan tambahan, misalnya pelet (Amri dan Khairuman, 2008).
Makanan utama benih nila berukuran besar adalah algae berfilamen, dentritus dan tumbuh-tumbuhan air. Nila gilf yang dibudidayakan secara semi intensif ataupun intensif mampu memanfaatkan makanan tambahan berupa pellet (pakan buatan). Dalam budidaya terpadu, makanan sisa-sisa bahan buatan berupa kotoran atau limbah lain. Nila gilf yang hidup diperairan alami mencari makanan dengan cara mengais menggunakan ujung mulutnya. Letak mulut pada ikan nila termasuk jenis subterminal dan memiliki bentuk mulut yang meruncing. Di kolam-kolam tradisional di perairan alami nila gilf sering kali mengais makanan di pinggiran kolam yang agak dangkal makanan yang ditemukan dicicipi kemudian ditelan secara utuh. Cara makan yang demikian dapat berubah jika nila ini dibudidayakan secara intensif nila gilf sangat agresif dan responsif terhadap permbenihan pakan buatan (Djarijah, 2002).
Panjang usus ikan lebih panjang dari pada panjang total tubuh ikan dikarena ikan tersebut termasuk ikan yang jenis makanannya adalah tumbuh-tumbuhan atau plankton (herbivor). Dan hal ini juga dikarenakan pada ikan tersebut tidak memiliki lambung namun memiliki lambung semu sehingga pada saat melakukan pencernaan membutuhkan waktu yang lama untuk menyerap sari-sari makanan tersebut.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya menurut Mujiman (1993)
yaitu :
a. Herbivora. Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati .
b. Karnivora. Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani.
c. Omnivora. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani,
d. Pemakan plankton. Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik
fitoplankton atau zooplankton
e. Pemakan detritus. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan
V.        KESIMPULAN DAN SARAN
V.1.        Kesimpulan
ikan nila termasuk ikan herbivore yang dimana memakan jenis plankton atau tumbuhan. Sehingga membuat usus ikan nila lebih panjang dari pada panjang total tubuhnya. Hal tersebut membuat ikan tidak memiliki lambung namun memiliki lambung semu dan membuat penyerapan sari-sari makanan membutuhkan waktu yang lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar